Apakah cinta harus selalu membutuhkan pembuktian?
Aku tidak mengerti, pembuktian seperti apakah yang kamu butuhkan? Apakah perhatianku selama ini tidak cukup bagimu? Memang, itu hanyalah sebatas mengingatkan makan, mengucapkan selamat pagi atau sekedar menyemangatimu untuk belajar. Aku juga pernah menantimu sepulang sekolah, tapi kamu lebih memilih untuk pulang bersama teman-temanmu. Memang, pengorbananku ini tidak seheroik kisah-kisah cinta yang sering diceritakan.
Mungkin hanya sebatas itu yang bisa aku lakukan karena aku tidak tahu entah apa lagi yang dapat aku perbuat untuk meyakinkan kamu. Kamu tetap tidak bergeming dari sikap dinginmu kepadaku. Bahkan sering kali kamu menganggapku hanya sebatas pengganggu hidupmu.
Baiklah. Mulai dari sekarang, anggap saja aku fiktif, semua perkataanku fiktif, perhatianku fiktif, dan aku hanya berpura-pura mencintaimu. Ya berpura-pura. Itu kan yang selama ini kamu tuduhkan? Kamu tidak pernah benar-benar mempercayaiku.
Mungkin kamu benar. Aku hanya berpura-pura karena saat ini pun aku sedang berpura-pura marah. Aku takkan pernah bisa benar-benar marah kepadamu.
Tapi aku sudah terlalu lelah karena yang kamu lakukan hanya diam. Diam dalam ketidakpercayaanmu. Meskipun aku berlari sekuat tenagaku, tapi jika yang kamu lakukan hanya diam, maka takdir kita sama sekali takkan pernah berhimpit.
Mungkin inilah saatnya, aku berlalu meninggalkan seseorang yang beberapa menit lalu sudah aku putuskan untuk hanya menjadi sebatas masa laluku.
Semoga ini yang terbaik untukku juga untukmu :')
-irazzhi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar